Setitik Senyum Itu Bisa Jadi Adalah Jalan Pintas Menuju Surga
Siapa sangka uang 100 ribu itu adalah uang terakhir yang mbakku beri padaku. Dan kala itu aku gunakan buat beli paket data internet, dari situ aku bisa mendapatkan pekerjaan sampai saat ini, dan dari pekerjaan itu membuat aku bisa makan, bisa membeli pakaian, bisa membeli mukena, bisa bersedekah, bisa berbakti sama Ibuku. Seandainya kala itu, aku yang gak punya uang, aku gak ada paket data internet, mungkin aku gak bisa menerima tawaran pekerjaan itu.
Karena aku melihat sendiri bagaimana Dompet Dhuafa benar-benar mendayagunakan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) serta dana sosial lainnya baik dari individu, kelompok, maupun perusahaan yang terkelola secara modern, amanah dan sangat baik sehingga mampu mengangkat harkat sosial masyarakat dhuafa.
Salah satu yang aku saksikan sendiri dengan mata kepalaku adalah Perkebunan Indonesia Berdaya di Subang. Perkebunan buah naga, nanas, dan lain lain yang merupakan aset wakaf produktif yang dikelola Dompet Dhuafa.
Jika selama ini yang kita tahu tentang wakaf masih seputar seputar 3M yaitu Masjid, Makam, dan Madrasah (sekolah). Lalu mindset kita kalau wakaf kudu punya uang banyak dulu, kaya dulu. Bersama Dompet Dhuafa wakaf gak harus nunggu kaya dulu. Bahkan Wakaf oleh Dompen Dhuafa juga bisa menjadi lebih produktif seperti Perkebunan Indonesia Berdaya ini.
Bayangkan perkebunan hasil dari wakaf tersebut dikelola oleh petani sekitar dan didampingi oleh Dompet Dhuafa agar bisa berkembang menjadi masyarakat mandiri.
Hasil dari perkebunan digunakan untuk dana sosial. Pekerja kebun, juga pengembangan lahan perkebunan agar lebih produktif lagi sehingga bisa memberikan manfat yang banyak untuk orang-orang yang membutuhkan.
Perkebunan Indonesia berdaya ini selain menghasilkan buah-buahan juga menjadi destinasi wisata perkebunan yang asik banget. Pengunjung bisa jalan jalan memetik buah langsung lalu ditimbang. Oya buah disini bisa manisnya enak banget. Ternyata mereka menggunakan pupuk organik jadi enak buahnya.
Gak cuma bisa merasakan serunya memetik buah sendiri. Di Perkebunan Indonesia Berdaya ini juga bisa dijadikan lokasi camping atau acara gathering gitu. Karena disini juga menyediakan beberapa kamar untuk penginapan, mau pake tenda juga ada. Kalau orang Jakarta yang kesini pasti keasikan dan ogah balik hahaaa habis suasananya ademmmm banget!
Bayangkan, uang yang kita wakafkan bisa menjadi seproduktif ini, masyarakat sekitar yang mungkin sebelumnya tidak bekerja kini bisa bekerja di perkebunan, mendapatkan berkahnya, bisa mendapatkan pendapatan dari perkebunan itu. Bayangkan....
Apa gak pengen, hal-hal bermanfaat seperti ini menjadi jalan pintas kita menuju surga?
CERDAS BER-AMAL
Seperti apa yang disampaikan ust Umar Mita, kalau kita ingin beramal. Maka cerdaslah beramal, agar amal kita ini kelak menjadi jalan pintas kita menuju surga.
Dan setelah aku pikir-pikir bersama Dompet Dhuafa ini adalah cara cerdas beramal. Mulai dari Zakat, Infaq, Sodaqoh, Wakaf, Kurban dan Kemanusiaan. Segala amal baik yang berkelanjutan dan mampu menciptakan senyum orang lain ada di Dompet Dhuafa.
Selain infaq yang bisa kita berikan sekecil apapun nominalnya melalui dompet dhuafa dan juga wakaf produktif yang di kelola dompet dhuafa hingga meluas lagi manfaatnya, aku juga sangat respek dengan program Kurban di dompet dhuafa.
Kalian pasti pernah mengalami saat momen idul adha dapat daging kurban banyak. Dari masjid ini ngasih, dari sana sini ngasih. Akhirnya numpuk. Past kita juga pernah menjumpai masyarakat atau masjid-masjid di wilayah yang relatif makmur, ada kecenderungan untuk membagi sebagian besar daging qurban di wilayahnya masing-masing.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya kelebihan stok di daerah banyak kurban dan perkotaan. Sementara daerah pelosok yang secara ekonomi tergolong miskin tidak turut menikmati daging korban yang diinginkannya. Sedih banget bukan.
Tau gak kenapa bisa begitu? mungkin karena informasi tentang daerah-daerah minus dan pelosok yang selama ini masih belum terjangkau penyaluran bagian daging qurban dari daerah lain.
Nah hebatnya dompet dhuafa ini, mereka bisa menjangkau sampai ke seluruh pelosok negeri. Sampai ke daerah-daerah pelosok yang jarang menerima hewan kurban, sampai di daerah-daerah yang terisolir, Dompet Dhuafa bisa sampai kesana menyampaikan hewan-hewan kurban kita semua.
Salah satunya di daerah terisolir Grobogan. Wah aku tau banget siii ini daerah pelosok banget. Karena tempat tinggalku di Cepu Blora Jawa Tengah, jadi dikit banyak tau lah wilayah tetangga ini. Pedalamannya Blora aja begitu kebayang banget sii bagaimana daerah Padas ini.
Dan ini para pejuangan para volunteer Dompet Duafa dalam membagikan hewan kurban di daerah pedalaman yang harus melewati hutan jati jalan sungai kering penuh batu, hingga akhirnya bisa sampai mengantarkan dari satu rumah ke rumah lain hewan kurban. Dan lihat betapa senangnya mereka. Senyuman mereka akhirnya bisa memasak sop daging dan rendang yang selama ini jarang bahkan gak pernah.
MasyaAllah, seandainya besarnya pahala ini diperlihatkan secara nyata, setiap manusia pasti akan berlomba lomba membuat orang lain senyum dengan meringankan bebannya dan berbagi kebahagiaan bersama mereka.
Gak cuma di Grobogan saja, Dompet Dhuafa juga menyebarkan ke daerah pelosok lainnya di negeri ini. Dan ini sekelumit info data sebaran hewan kurban saat idul Adha kemarin.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat”
Referensi:
X/Twitter : @dompetdhuafaorg
Instagram : @dompetdhuafaorg
Facebook : Dompet Dhuafa
16 comments
Keren kak. Emang mencari sosok yang baik dan tulus itu susah untuk zaman sekarang ini. Apalagi banyak timbal balik yang harus kita ngerti....
ReplyDeleteNewsartstory
Pengalaman untuk dijadikan perenungan yang luar biasa.. beruntung yah kak bisa bersanding dengan kaluarga/sodara yang memiliki kepedulian tingga seperti mbaknya ini. Semoga Allah terima segala amal ibadahnya dan mengampuni segala dosanya, Aamiin.
ReplyDeletePengalaman untuk dijadikan perenungan yang luar biasa.. beruntung yah kak bisa bersanding dengan kaluarga/sodara yang memiliki kepedulian tingga seperti mbaknya ini. Semoga Allah terima segala amal ibadahnya dan mengampuni segala dosanya, Aamiin...
ReplyDeleteAllohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa... Makasih mbak, sudah berbagi cerita inspiratifnya. Saya sepakat sekali jika kita harus terus bergerak dan bisa memberikan manfaat kepada orang lain
ReplyDeleteAku baca ini keinget alm. kakak pertama sama ibuku. Dua duanya meninggal dalam jarak waktu seminggu. Setelah ibu meninggal, dapat tiga hari kakak pertama masuk RS dan meninggal empat hari kemudian. Padahal semalam sebelumnya masih asik nelepon sama vc, pagi udah gda. Umur enggak ada yang tahu, beramal bisa jadi salah satu cara yang baik untuk mencari jalan ke pintu surga. Semoga kakak mbak damai di sana ya. :)
ReplyDeleteAl-Fatihah untuk Mbaknya yaa, Kak. Semoga tenang 😊 Baik banget semasa hidup Mbaknya, pasti banyak yang doain, dan malah jadi renungan juga buatku untuk selalu baik ke orang lain. Keluargaku semuanya juga sempat kena covid, tapi alhamdulillah bisa pulih dan sehat lagi. Bener-bener tahun yang berat buat semua orang ya waktu itu
ReplyDeleteTerima kasih sharing pengalamannya kak.. Duuh ..jadi terenyuh membaca kisah kehilangan mbaknya dan terketuk utk lebih banyak beramal. Terima kasih ya..
ReplyDeleteturut berduka cita ya mbak untuk mbaknya. innalillahi wa inna ilaihi rajiun.. aku jadi inget uwakku yg hari ini haul 3 tahun meninggal krn sakit covid juga. :'(
ReplyDeleteDi antara tantangan dalam memberi adalah bagaimana kita bisa dewasa menyikapi prilaku tidak menyenangkan dari yg kita tolong. Itu akan memancing kita untuk menyakiti. Beratnya di sini. Sungguh hebat orang yang mampu tetap baik, dan yang diberi pun bisa menjaga keikhlasan orang yang memberi.
ReplyDeleteTurut berduka cita untuk Mbaknya. Insya allah beliau orang baik.
ReplyDeleteTapi kadang ada saja yang kalau sudah dibebaskan utang pun, orangnya tetap ngutang. Malah kesenangan.
Ya Tuhan aku turut berduka cita mbak. Dulu pas korona aku juga lagi sakit dan di rumah saja, alhamdulillah aku sehat sampai sekarang.
ReplyDeleteal fatihah buat almarhum kakaknya, ya, mbak. memang kalau dari yang saya dengar kita itu sebaiknya punya amalan yang rutin dilakukan setiap hari yang insyaAllah bisa membantu kita di hari akhir nanti
ReplyDeleteInspiring banget kak kisahnya. Aku jadi ikut terhanyut. Dan ternyata memang dompet dhuafa memfasilitasi kita untuk berderma dengan sangat mudah.
ReplyDeleteInspirasi dari kakak rahimahullah yaitu sedekah di hari Jumat yang penuh keberkahan, bisa jadi contoh teladan untuk diterapkan ya
ReplyDeleteYa Allah, jadi throwback masa-masa covid. Nggak menyangka penyakit itu pernah ada dan alhamdulillah sekarang kita udah bisa menjalani kehidupan dengan normal. Turut berduka cita atas meninggalnya saudara kakak. Terima kasih atas tulisannya, jadi tahu tentang dompet dhuafa.
ReplyDeleteTurut berduka cita, kak.
ReplyDeleteInna lillahi wa inna lillahi rajiun.
MashaAllaa~
Tulisannya kembali mengingatkan kita semua untuk bersegera berbuat kebaikan. Jangan ditunda. Apalagi kini ada Dompet Dhuafa yang memudahkan dalam melakukan kebaikan.
Silakan komentar