Ini Loh Pentingnya Belajar di Luar Kelas Bagi Anak Sekolah
By Farichatuljannah - 11:30 AM
Sebagian besar anak anak yang aktif pasti suka dengan kegiatan outdoor. Begitu juga aku waktu masih kecil dulu. Rasanya pelajaran olahraga diluar kelas menjadi pelajaran yang aku tunggu-tunggu. Karena pasti ke lapangan, jalan-jalan atau lari lari entah kemana hehehe tapi bukan lari dari kenyataan loh.
Tapi kenyataannya sekarang zaman telah berubah. Tak sedikit anak anak yang lebih memilih bermain gadget, bercengkerama dengan layar hapenya. Sehingga waktu yang seharusnya bisa untuk bergerak, beraktifitas fisik malah buat 'mager' alias malas gerak. Oh no no no semoga tidak semua anak seperti ini. Dan kita harus buat perubahan yes.
Kampanye Global Hari Belajar
Apa sih Hari Belajar di Luar Kelas/OCDay? Hari Belajar di Luar Kelas/OCDay? merupakan kampanye global untuk menginspirasi aktivitas belajar di luar kelas, minimal 90 menit setiap hari.
Jutaan anak dari ribuan sekolah di seluruh dunia turut mengambil bagian dalam kampanye ini. Sekitar lebih dari 120 negara pada hari ini melakukan gerakan Belajar di Luar Kelas, di antaranya: Inggris, Australia, India, Colombia, Saudi Arabia dan Amerika.
Saat ini, OCDay tercatat 3.464.843 anak-anak di 27.819 sekolah di seluruh dunia terlibat dalam OCDay. Sebanyak 927.395 adalah partisipan anak-anak di seluruh Indonesia yang mewakili 3.907 sekolah/madrasah di Indonesia.
Nah tepat 1 November 2018 diperingati sebagai Hari ini Belajar di Luar Kelas atau Outdoor. Kegiatan Classroom Day (OCDay) dilaksanakan serentak di sekolah-sekolah di dunia dan juga Indonesia berpartisipasi sekaligus untuk memperingati Hari Anak Internasional.
Wah, asik juga ya. Aku sendiri pernah melihat beberapa sekolah yang menggunakan metode belajar di luar kelas yang santai dan dekat santai dengan gurunya, dibawah pohon di dalam semacam gazebo gitu. Anak terlihat asik belajar.
Mengapa Kegiatan Classroom Day (OCDay) Penting?
Karena kegiatan classroom day (OCDay) merupakan salah satu upaya memenuhi hak anak dan melindungi mereka dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi selama berada di sekolah.
Salah satu indikator terbentuknya Sekolah Ramah Anak adalah kegiatan belajar di luar kelas. Sekolah Ramah Anak membantu mewujudkan kondisi aman, nyaman, serta dan menyenangkan, selama anak di sekolah.
Makanya gaes, belajar di luar kelas sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar ramah anak. Dengan demikian diharapkan kesehatan mental dan fisik anak-anak kita semakin baik. Membuat mereka semakin banyak melakukan aktivitas yang juga baik untuk tumbuh kembangnya.
Sekolah Ramah Anak ini juga sudah luar biasa membantu menciptakan suasana belajar yang membangun karakter positif anak yang penuh persaudaraan dan keakraban.
Oya, tau gak sih?
Indonesia telah memulai OCDay sejak tahun 2017, yang diawali dengan kerjasama antara Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak dengan Ketua OCDay Global yang berpusat di London. Pada saat pertama kali berpartispasi, Indonesia menjadi kategori terbaik kedua setelah Inggris.
Hal ini tercapai karena jumlah sekolah yang mengikuti dan melaksanakan OC Day di Indonesia semarak dengan berbagai tema. Di tahun 2018, Indonesia berpartisipasi kembali dengan jumlah SRA sebanyak 11.097 di 236 kabupaten/kota di 34 provinsi yang diikutsertakan.
Tahun ini, OCDay dilaksanakan dengan menggunakan konsep yang lebih variatif dari tahun sebelumnya. Terdapat 17 langkah kegiatan dan 10 nilai positif yang dilakukan oleh anak-anak dalam durasi waktu sekitar 3 jam. Dari 17 langkah kegiatan tersebut, anak-anak diharapkan dapat menerapkan dan berperilaku yang memenuhi 14 unsur, antara lain: pembentukan karakter positif, iman dan taqwa, kesehatan, adaptasi perubahan iklim, pelestarian permainan tradisional, cinta tanah air, literasi, pengurangan resiko bencana, dan mendorong sekolah ramah anak.
Hari Belajar di Luar Kelas di SMAN 2 Tangerang Selatan.
Kampanye global di Indonesia tahun ini serentak dipusatkan di beberapa sekolah yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, SDN 2 Bukittinggi, SLB Balikpapan, SMA Advent Manado, SDN 2 Lateri Ambon, dan YPK Kristus Jayapura. Tak ketinggalan SMAN 2 Puspitek Serpong Tangerang juga turut merayakan Hari Belajar di Luar Kelas.
Nah pada kesempatan kemarin, Deputi V Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan dan HAM Strategis, Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardhani turut hadir di SMAN 2 Tangsel.
Menurutnya beliau “Masa Indonesia Emas 27 tahun dari sekarang adalah masa depan anak- anak yang sekarang sedang berada di usia sekolah ini. Karena itu, penting memberikan pengalaman belajar di luar kelas yang bermakna. Wawasan mereka akan bertumbuh lebih komplit lewat pengalaman bermain bersama, bekerjasama, bersosialisasi, dan saling mendukung dalam kesetaraan serta toleransi. Ini bekal penting bagi anak-anak calon pemimpin di masa mendatang.”
Bangga banget deh sama kampanye dan kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama, serta didukung oleh Kerlip, ini.
Oya Murid dan guru (seluruh warga sekolah) yang mengikuti kegiatan ini mereka saling membagi momen tersebut melalui hastag #belajardiluarkelas. Jadi kamu yang penasaran bisa kepoin hastag #belajardiluarkelas.
0 comments
Silakan komentar