Pengalaman Melamar Kerja sampai tes interview di Kumparan.com
By Farichatuljannah - 2:07 PM
Dulu sebelum kumparan lahir di tengah publik, aku
mendapatkan informasi dari teman suami yang kebetulan juga kerja di
salah satu media besar di Jakarta. Katanya nih ada lowongan lalu dia
kasih lah link lowongan kumparan itu ke aku. Aku bukalah situs kumparan.com
itu.
Dan aku sangat tertarik. Meski saat itu nama Kumparan belum ada
orang tau, aku juga gak tau itu perusahaan apa yang jelas salah satu
tenaga kerja yang mereka butuhkan adalah videographer. Dan aku merasa
kualifikasinya aku banget. (PD banget yah kwkkww)
Ku layangkan lah surat elektronik penuh cinta dan harap ke
alamat yang ditunjukkan. Berkali kali gagal dalam melamar kerja
mengajarkan aku jangan berharap pada manusia. Gantungkan harapan hanya
pada Allah.
Supaya hati gak sakit kwkkwkw maka setelah kirim lamaran aku
pura pura lupa padahal mah menanti nanti balasan. Hingga seminggu dua
minggu tak ada kabar balasan. Fix! Lupakan.
Eh sudah dilupakan, tepat kurang lebih satu bulan. Ada email balasan masuk seperti ini bunyinya.
Okelah pada waktu yang sudah di jadwalkan aku hadir ke alamat tersebut. Dan wow tempatnya adem luas dan hommy. Kayak rumah gedongan. Semacam masih baru kosong blm banyak properti. Kala itu gak tau sekarang.
Aku hadir 30 menit sebelum jam yg ditentukan. Awalnya
hanya beberapa orang yang datang. Kami menyerahkan berkas form yang
diminta dalam email dan diminta untuk menunggu. Tapi lama lama yang
datang banyak dan mereka semua yang ngelamar di kumparan. Ada
videographer dan apa ya yang lain aku lupa bagian apa.
Total waktu proses seleksi hari itu bisa dibilang sangat
lama. Aku datang pagi dan pulang sore hampir magrib. Itu setelah aku
juga masih ada yang nunggu panggilan wawancara.
Jadi, pelamar datang nyerahin lamaran dan berkas. Lalu
nunggu. Entah berapa lama yang jelas sampai hampir dzuhur baru ada kabar
lagi. Kabarnya adalah sambutan dari entahlah itu hrd atau pegawai
kumparan aku lupa intinya nyambut kita semua, sambil kasih tugas.
Jadi tugasnya, karena aku ngelamar bagian videographer
jadi aku hanya fokus mendengar tugasku yah kalau pelamar bagian lain aku
gak liat apa detilnya. Kami yang pelamar videografer dapat tugas
membuat video liputan tentang jelang pilkada. Boleh apapun dan ambil
berita dari manapun sekitar kita. Waktu itu dikasih waktu 1 jam apa dua
jam gitu aku lupa.
Alhamdulillah aku tak ada kendala dalam melaksanakan tugas
itu. Berbekal smartphone yang aku punya aku langsung keluar ruangan
pergi ke jalan dan cari berita tentang pilkada. Gak butuh waktu lama
langsung aku edit aku tambahin voice overku. Aku render lalu aku
serahkan ke timnya.
Karena waktu masih sisa lumayan banyak dan teman teman banyak yang belum selesai. Aku manfaatkan aja buat sholat dzuhur.
Sampai semua sudah selsai dan kumpul, kami masih harus
menunggu entah sampai kapan gak tau. Mereka bilang video yang masuk
yang sudah dibuat pelamar videograher akan di lihat satu satu oleh tim
akan diseleksi. Nanti yang lolos seleksi pada tahap ini akan maju pada
tahan tes wawancara.
Okelah kami menunggu... Aku juga menunggu dengan penuh
harap. Aku lihat mereka semua ada yang tomboi, ada yang anak muda
banget, ada yang kayaknya baru lulus kuliah. Ada yang gahol banget.
Ada juga yang stylenya udah wartawan banget. Uhhhhhh kece keceee..
Aku? Just to be my self hahhaha kalem tapi pasti. (((pasti gak lolos))) kwkkwkw. Gak gak just kidding gaes.
Oke detik detik menunggu sangatlah menjenuhkan. Mau
ditinggal keluar cari maem takut nanti tiba tiba keluar pengumuman dan
agenda seleksi berikutnya. Duhhh mana lapar lagi. Di deket deket juga
gak ada tempat makan yang menggairahkan. Okelah aku lupakan tentang
lapar. Fokus pada penantian hasil seleksi.
Sekitar ashar... Barulah keluar sesok embak embak cantik
yang nampaknya adalah tim kumparan. Membawa lembaran kertas berisi nama
nama yang lolos untuk berikutnya mengikuti seleksi wawancara saat itu
juga.
Dari sekian banyak pelamar hanya sekitar 10-15 yang lolos
untuk ke wawancara. Dan namaku nyangkut. Uhuk! Seneng tapi tambah deg
deg an.
Okelah nama yang lolos kembali menunggu dan yang namanya
tidak lolos bisa pulang. Aku dengan setia menunggu panggilan. Hingga
tibalah saat namaku di panggil dan aku masuk ke sebuah ruangan.
Di ruangan itu ada sesosok bapak bapak gak begitu tua sih
tapi sudah tidak muda lagi juga. Salaman dan ya kenalan gitu. Ngobrol
santai dan gak tegang gak formal sama sekali.
Dia bilang sih sudah baca cv aku dan lihat video aku yang
di tugaskan di seleksi sesi awal tadi. Katanya cukup bagus komplit. Ya
iyalah ada gambar, voice dan udah ku buat like a news banget. Ya
meski isi beritanya gak lengkap yang penting aku sudah tunjukkan
kemampuanku di video itu.
Balik lagi ke laptop.
Pertanyaan standar wawancara lah ya gitu gitu aku lupa.
Tapi yang paling aku ingat adalah ketika dia sibuk menanyakan tentang
kesibukanku.
Aku sebut 'Dia' untuk si pewawancara dan 'Aku' untuk diriku.
Dia: kamu berarti sering bikin video dong ya
Aku: Iya pak
Dia: Kalau kamu keterima disini masih tetep mau terima job video kamu di luar itu?
Aku: Ya, saya sih gak bakal terima pak.
Dia: Yang bener... Job video kamu itu duitnya lumayan lho dibandingkan kerja disini.
Aku: Pak, job video saya memang lumayan uangnya tapi kan tidak tetap. Kadang ada kadang tidak ada. Saya bikin video karena saya gak kerja dan gak ada kegiatan. Makanya saya pengen ngelamar kerja saja yang jelas kerja dan dapat gaji. Saya pengen yang pasti pasti saja.
Dia: Eh, tapi ada loh dulu teman saya yang dia di kantor ngantuk aja bawaannya ternyata malamnya lembur bikin video wedding.
Okelah, pewawancara nampaknya meragukan kesetiaanku pada pekerjaanku nanti. Meski dia tak tau betapa inginnya aku bisa bekerja dan dipandang oleh keluarga, tetangga dan orang sekitar. Bhuakwkkekek niatnya aja dah begini yak hahahha yaweslahhhh...
Oya, aku juga ditanya soal status dan suami dan keluarga.
Dia: sudah nikah? Punya anak?
Aku: sudah menikah pak tapi belum punya anak.
Dia: nanti kalau misal di terima kerja disini suami bagaimana ditinggal tinggal terus.
Aku: gak papa pak suami saya pasti mengerti, toh dia juga sama sejurusan sama saya kuliah dan minatnya jadi akan sangat mendukung saya.
Dia: hemmm nanti kerjaan ini bakal banyak dadakannya, malam malam tiba tiba di telpon suruh liputan. Atau seharian nunggu narasumber tak kunjung datang.
Aku: saya sudah siap dengan hal semacam itu pak.
Wuizzzzz dengan sok yes aku jawab jawab aja tu pertanyaan. Dan sebelum berakhir si pewawancara memberikan kesempatan aku bertanya. Lalu aku pun bertanya.
Aku: kalau boleh saya tau kumparan ini apa ya pak, kok tadi saya sempet lihat pak budiono yang dari detik mondar mandir disini.
Dia: tau detik.com? Tau facebook? Ya dua itu kalau digabungin, kumparan kira kira seperti itu.
Hemmmmmmm lalu berakhirlah sesi wawancara ku di kumparan
sore itu. Dan aku tak kembali lagi. Karena seminggu dua minggu sebulan
dua bulan dan sampe satu tahun lebih aku tak menerima kabar lagi dari
kumparan.
Hingga situs berita kumparan muncul dan beritanya sudah banyak, tak ada kabar untukku kwkwkwkw. Hora popo aku ihlas banget. Mungkin itu yang terbaik bagiku. Toh sudah biasa aku di tolak kerja. Kwkwkwkwk ketawa ngakaknya sambil nangis nih hahaha.
Semoga pengalaman aku ini bisa bermanfaat buat kamu yang pengen melamar kerja sejenis dengan yang aku pernah alami. Entah manfaat dari mana, yang jelas itulah pengalaman aku dan yang aku rasakan.
Postingan berikutnya aku akan tulis betapa bersyukurnya aku di tolak kerja yang ini dan bersyukur dengan yang ada kini. Tunggu yah....
Postingan berikutnya aku akan tulis betapa bersyukurnya aku di tolak kerja yang ini dan bersyukur dengan yang ada kini. Tunggu yah....
8 comments
wah jadi penasaran nunggu cerita lanjutannya. Hampir sama nih kayak cerita aku, pernah ngelamar kerja jg sampe tahap interview, udh yakin banget kalo diterima eh ternyata ga ada kabarnya lagi. Tapi akhirnya malah bersyukur karena gak keterima, hehe
ReplyDeleteIyaaa alhamdulillah rencana Allah pasti lebih baik ya mbaa... blio meragukan kesetiaanmu mba tapi mas yg satu itu nggak yakaan hihiii....
ReplyDeleteAku jg pernah ditolak dan kecewa bentar :)) terus bersyukur,,
Iya ya Mba. Sekarang kumparan media online yang baru naik daun. Tapi saya nggak tau, apa yang membuat media kumparan itu cepat naik daunnya ��
ReplyDeletetapi memamng itulah seninya mencari kerja ya, hrs mau gagal dulu
ReplyDeleteKalau ngak diterima coba tempat lain mbak hehehe. Coba ke tirto ada lowongan juga tuh.
ReplyDeleteKerja yg sesuai hati dan minat, lebih nikmat. Kalau gagal, ya biasa. Mungkin bakat dagang.review produk
ReplyDeletembak sekarang kerja dimana kalau boleh tau?
ReplyDeletehttp://adhydagreat.com/pengalaman-melamar-kerja-di-who-indonesia-bagian-1/
ReplyDeleteSilakan komentar