Selama ini media massa lebih memaparkan berbagai peristiwa terkait
dampak minuman beralkohol secara berlebihan, jatuhnya korban akibat minuman
beralkohol dan kasus-kasus kriminalitas yang di picu oleh alkohol. Seperti
penganiyayaan kekerasan seksual sampai pembunuhan.
Tapi masih sedikit yang memberitakan bagaimana upaya dan apa yang
harus kita orang tua masyarakat lakukan agar remaja sebagai masa depan bangsa kita ini terhindar dari bahaya alkohol
atau minuman memabukkan.
Akhir pekan ini Minggu 15/16 saya berkesempatan hadir di acara
Diskusi Publik bertema "Minuman
Beralkohol dan Remaja Bagaimana Solusinya?" yang diadakan oleh Forum
Alumni Aktivis Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) di Warung Daun
Cikini.
Dalam diskusi publik
ini menghadirkan Dr. Herbet Sigabutar Spkj (Kepala Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Penyalahgunaan Napza Kementerian Kesehatan), Siti Masrifah (Panja Minol DPR
RI), Dendy Borman (Corporate Relation Manager Director Diageo Indonesia), Evy
Rahmawati (Redaktur Harian Kompas) dan dimoderatori oleh Mustakim (Redaktur
Viva.co.id)
Dendy Borman; Rendahnya Pemahaman Masyarakat Tentang Alkohol
Diskusi publik ini
dimulai dengan pemaparan Mas Dendy Borman tentang rendahnya
pemahaman masyarakat
akan produk minuman keras
atau minuman beralkohol pada umumnya. Kurangnya pemahaman ini menyebabkan masyarakat
memiliki pemahaman sama terhadap minuman keras dan alkohol. Pokoknya semuanya disebut
alkohol. Seperti Produk fermentasi vs alkohol teknis (etanol dan metanol). Minuman keras beralkohol atau alkohol.
Minuman keras atau
dalam Islam di al-Quran disebut sebagai Khamar adalah minuman
hasil fermentasi dari bahan baku yang mengandung gula cukup tinggi. Bahan baku
khamar yang umum dipakai buah-buahan seperti anggur,
apel, pear, cherry, tanaman palem (seperti aren, kelapa, nipah), gula tebu dan
gula bit.
Bahan baku inilah yang lewat proses kimiawi berubah menjadi
alkohol. Jadi alkohol bukanlah zat yang dimasukkan ke dalam minuman keras
melainkan diproses dari bahan baku itu sendiri. Jadi sudah tegas bahwa minuman semacam ini jelas HARAM meski hanya
setetes.
Sedangkan Alkohol beda
lagi.
Alkohol senyawa
organik yang paling sederhana dan sering kita dengar ada dua golongan yaitu etanol dan metanol. Dan ini biasanya hanya untuk industri, bukan untuk
konsumsi pribadi.
Jadi alkohol mempunyai
fungsinya sendiri namun bukan sebagai minuman yang layak untuk dikonsumsi.
Fatwa MUI No. 11 Tahun 2009 pun menegaskan bahwa alkohol dibedakan
antara alkohol yang berasal dari industri khamar dan yang bukan berasal dari
industri khamar. Kalau alkohol dari industri khamar, maka dihukumi haram dan
najis. Baik yang terdapat dalam minuman keras ataupun yang kemudian digunakan
untuk produk makanan, minuman, kosmetik atau obat-obatan.
Sedangkan alkohol yang bukan berasal dari industri khamar, kalau
dipakai sebagai bahan penolong dan tidak terdeteksi dalam produk akhir, maka ia
boleh digunakan. Tentu saja syarat alkohol tersebut suci adalah jika berasal
dari bahan yang suci seperti dari produk tumbuh-tumbuhan. Maka seperti pemaparan di atas alkohol jenis etanol
digunakan sebagai bahan parfum, antiseptik untuk dunia kesehatan (sesuai
aturannya) dan lain-lain.
Nah ketika pemahaman
mengenai minuman beralkohol (khamar) dan alkohol sudah salah kaprah maka
akibatnya itulah muncul minuman oplosan. Mereka menganggap semua jenis yang
alkohol adalah minuman beralkohol. Hingga semua yang mengandung alkohol di
campur-campur. Tidak dicampur saja sudah mematikan jika di minum apalagi di
campur.
Dr. Herbet Sigabutar; Remaja dan Alkohol
Kemudian dilanjutkan
pemaparan dari Dr. Herbet Sigabutar Spkj (Kepala Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Penyalahgunaan Napza Kementerian Kesehatan) yang
menjelaskan kenapa remaja susah sekali di jauhkan dari minuman keras?
Beliau menjelaskan
bahwa manusia lahir dari nol yang harus melalui anak tangga satu demi satu.
Jika kita lalui satu persatu dengan normal maka hidupnya akan normal. Tapi
kalau tidak? Kita lihat saja…
Dalam setiap anak tangga
kehidupan pasti ada proses. Pada proses itualah anak akan melakukan eksplorasi mencari
jati diri, belajar sesuatu. Disini peran orang tua sangatlah penting
mendampingi anaknya. Menunjukkan dan menemaninya dalam lingkungan yang
seharusnya ia tempati. Karena disini jiwa anak sedang perkembang.
Tapi ketika anak yang
sedang asik bereksplorasi dan saat jiwanya berkembang itu di tekan disalahkan
bahkan dilarang ini itu tanpa penjelasan dan keras, maka itu akan membentuk
luka. Luka di hati anak yang akan membusuk dan akan mengakibatkan penyimpangan.
Penyimpangan ini bisa mereka lakukan saat di usia REMAJA.
Ketika tak ada
pendampingan dari orang tua, masyarakat dan orang sekitar maka remaja akan
memilki jiwa yang cemas sehingga ia mencari sesuatu yang baginya menenangkan.
Bisa dengan bergaul dengan lingkungan yang salah (karena anak menganggap mereka
lebih care dan perhatian) bisa menyimpang dengan minum minuman keras atau
konsumsi alkohol.
Apa yang terjadi
ketika alkohol masuk tubuh melalui mulut? Dari mulut akan ke lambung mengakibatkan keracunan yang
menyebabkan penurunan daya reaksi atau kecepatan. Maka saat alkohol sudah
memasuki lambung seseorang langsung mabok gliyengan. sehingga cenderung
mengakibatkan kecelakaan, penurunan pengontrolan diri serta hilangnya daya
berpikir kritis sehingga memungkinkan menimbulkan tindakan penganiyaan,
kejahatan dan lain sebagainya.
Selama ini orang tua hanya
melarang tidak menjelaskan kenapa mereka hanya melarang? Orang tua masa kini juga harus belajar pola asuh yang baik untuk generasi muda yang berkualitas.
Karena fase hal-hal terlarang ini adalah berawal dari
Tidak pernah pakai -> Coba coba -> bersenang2 -> instrumental> kebiasaan -> tergantung
Terakhir ada Evy
Rahmawati (Redaktur Harian Kompas) dan Ibu Siti yang memaparkan pentingnya peran pemerintah tentang uu
rancangan minuman alkohol dan juga peran media untuk menjalankan fungsi edukasi
masyarakat tentang bahaya minuman beralkohol. Sosialisasikan juga bagaimana
mendampingi remaja dan masyarakat agar tau bahwa minuman beralkohol adalah
berbahaya.
7 comments
Memang remaja awalnya suka mencoba-coba yang berakibat buruk bagi masa depan ya.Diskusi yang sangat bagus ya
ReplyDeleteNah itu makanya masa remaja harus di dampingi seasik mungkin :D heheheh
DeleteWah makasih sharingnya Mbk, soal pembagian alkohol itu aku baru tahu.
ReplyDeleteWaaaah sama aku juga baru tau kokkk... Xixixixi
DeleteAntara sedih dan sebel kalau lihat berita korban minuman oplosan. Harusnya mereka ikutan seminar ini nih supaya tobat.
ReplyDeleteIyaa juga yaaa....
DeleteIni yang datang wartawan... Harusnya masyarakat, rt rw kepala desa....ibu ibu bpk bpk gt ya
aduh memang susah2 gampang ya menghadapi remaja, atpi jadikan mereka sahabat , jadi mereka akan mudah dipantau
ReplyDeleteSilakan komentar