Keindahan Pameran Furniture Indonesia & Mozaik Indonesia 2016
By Farichatuljannah - 7:22 PM
Wow! Senang
sekali hari ini aku berkesempatan untuk meliput Pameran Furniture Indonesia dan Mozaik
Indonesia 2016. Memasuki Hall B Jakarta Convension Center, mataku sudah di
manjakan dengan pemandangan berbagai furniture dari rotan dan kayu yang indah
nun menakjubkan. Setelah gong pembukaan di tabuh oleh Menteri Perindustrian
Saleh Husin sebagai tanda peresmian pembukaan, para tamu undangan langsung
mengunjungi stand-stand pameran yang diikuti 300 exibitor domestik dan asing
ini.
Aku juga
mengunjungi salah satu exhibitor furniture
Indonesia asal Semarang. Bp. A. Kuswidiarso. Ealah… wong Jowo ketemu dulur hehe… Beliau ikutan Pameran Furnitur Indonesia
yang bertaraf internasional ini. Wow! Bangga yah.
Ada hal
menarik yang membuat mata dan kaki saya terhenti di stand Madero International
ini. Karya-karya lukisan seperti lukisan Presiden RI
Joko Widodo nampak lain dari lukisan biasanya. Lukisan ini 100 persen manual handmade dan
terbuat dari potongan berbagai jenis kayu yang tak bisa disebutkan satu
persatu..
Wah pasti
pembuatannya butuh ketelatenan dan keseriusan tingkat dewa. Dibilang rumit cukup rumit. Karena harus menempelkan satu persatu potongan seperti puzle hingga mirip seperti gambarnya. Rata-rata untuk
satu lukisan dibutuhkan waktu 1 bulan dikerjakan . Maka tak heran jika harganya pun sesuai dengan
keindahan lukisan unik ini. Yaitu berkisar 15-17 Juta Rupiah.
Mengusung konsep “Unleashing High Quality Furniture Indonesia for International Market”, Pameran furnitur yang diprakarsai Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) bersama PT Traya Eksibisi Internasional (Traya Indonesia) ini memperkenalkan produk-produk mebel Indonesia di pasar internasional.
Aku juga menemukan karya Indonesia yang luar biasa legendaris dan sangat kental kesenian budayanya. Yaitu Gebyok kayu asal Kudus. Bagi orang jawa ini mungkin hal biasa. Tapi bagi orang kota modern bahkan bagi orang luar negeri ini sesuatu yang menakjubkan.
Saat di Stand Bima Citra ANTIQ yang menjual rumah adat kudus, gebyok 3dimensi, antiq interior & furniture serta kaligrafi ini, aku sempatkan untuk ngobrol dengan Mas Ibnu markring dari Bima Citra ANTIQ.
Mas Ibnu bercerita, salah satu prouk unggulannya adalah Gebyok. Salah satu yang biasanya ada dalam rumah adat kudus yang berfungsi sebagai penyekat. Seperti antara ruang tamu dan ruang keluarga atau apapun itu. Dan dia juga berharap dengan mengikuti pameran ini agar jangkauan pemasarannya lebih luas lagi terutama untuk pasar global.
Dengan mengikuti pameran ini juga sebbagai salah satu bentuk eksistensi bahwa ukiran khas kudus yg sedemikian rumit dan indah ini ia berusaha memperkenalkan ke dunia luar. Agar keindahan Indonesia yang terdapat pada karya-karya khas kudus ini lebih mendunia.
Untuk pembelinya banyak yang dari dalam negeri tapi dari luar negeri juga tak kalah seperti negara polandia dan mesir dalam dan luar. Polan turki, dan lain-lain
Di stand ini aku juga bertemu dengan beberapa orang dari manca negara. Dan aku sempatan untuk bertanya-tanya dengan salah satu visitor pameran ini dari mancanegara.
Aku: Hallo Mister, dari mana??
Mrs. Robert: Saya orang Inggris, tapi saya tinggal di Malaysia
Aku: Bagaimana pendapat anda tentang pameran furniture ini?
Mrs. Robert: Wah ini sangat bagus. Ini sama dengan yang kita punya
sebelumnya. Kami menjalankan bisnis seperti ini di Malaysia. Di sini
saya mencari sesuatu yang baru. Ini merupakan kesempatan yang kami suka.
Aku: Bagaimana dengan furniture Indonesia.
Mrs. Robert: Saya suka furniture-furniture Indonesia. Di malaysia kami
mendirikan rumah untuk menjual furniture dan kami juga beli furniture di
bali untuk kami bisniskan. Setiap dua bulan sekali. Kami suka
karena bahan-bahannya yang berkualitan dan indah.
Aku: Sekarang apa yang anda cari dalam pameran ini?
Mrs. Robert: Kami mencari contemporary sharpen autho dining, style dan
model pahatan yang kontemporer. Kami punya workshop di Malaysia yang
sama dengan di Indonesia. Kami mencari Furnitue yang minimalis dan indah.
Wow pengalaman yang luar biasaku. Bagaimana tidak di hari pertama yang masuk pameran ini adalah orang-orang elit dan pebisnis semua. Masuknya juga ketat tak sembarang orang.
Lanjut...................
Kakiku masih tak mau berhenti berjalan menyusuri keindahan pameran furniture Indonesia dan Mozaik Indonesia. Masuk ke hall A mataku masih tak bisa berkedip. Melihat design-design furnitur disini. Beerapa menit kemudian aku berfikir. "Kok sebagian yang disini kok stand pamerannya temanya hampir sama??" Rasa penasaranku pun membuat aku ingi bertanya kepada salah satu exhibitor yang ada disana.
Entak takdir atau memang jodoh, aku bertanya pada orang yang tepat. Saat ku tanya "Mbak btw kok stand yang ada di deretan ini kok mirip-mirip ya??" terus si mbak jawab " Iya kebetulan kami yang mendesign dan itu ada mas Dausnya"
Wah sayapun langsung mengulik pertanyaan yang sama tadi.
Yup mas Iqra Firdausi ini menjelaskn kalau ada satu area di Hall A ini Kolektif Market namanya. Area Kolektif Market ini menghadirkan produk-produk dari desainer dan produsen lokal yang memiliki visi untuk merespon selera pasar internasional.
Nah mas Daus dari SOSEKI Design mencoba mendesain satu fasilitas yang bisa menjadi HOME bagi siapa saja yang ingin berkembang. Selain soal design mas Daus yang masih muda ini juga memiliki satu brand produk bernama KINE produk yang tidak hanya indah tapi juga fungsional serta awet.
Uniknya di kolektif market ini produk-produk yang dipamerkan di Kolektif Market lebih banyak yang mengedepankan nilai-nilai lokal melalui penggunaan bahan baku dan teknik pembuatannya.
Dengan adanya Pameran Furniture Indonesia dan Mozaik Indonesia diharapkan agar produk Indonesia lebih mendunia sehingga bisa meningkatkan devisa negara dan menyerap banyak tenaga kerja.
Entak takdir atau memang jodoh, aku bertanya pada orang yang tepat. Saat ku tanya "Mbak btw kok stand yang ada di deretan ini kok mirip-mirip ya??" terus si mbak jawab " Iya kebetulan kami yang mendesign dan itu ada mas Dausnya"
Wah sayapun langsung mengulik pertanyaan yang sama tadi.
Yup mas Iqra Firdausi ini menjelaskn kalau ada satu area di Hall A ini Kolektif Market namanya. Area Kolektif Market ini menghadirkan produk-produk dari desainer dan produsen lokal yang memiliki visi untuk merespon selera pasar internasional.
Nah mas Daus dari SOSEKI Design mencoba mendesain satu fasilitas yang bisa menjadi HOME bagi siapa saja yang ingin berkembang. Selain soal design mas Daus yang masih muda ini juga memiliki satu brand produk bernama KINE produk yang tidak hanya indah tapi juga fungsional serta awet.
Uniknya di kolektif market ini produk-produk yang dipamerkan di Kolektif Market lebih banyak yang mengedepankan nilai-nilai lokal melalui penggunaan bahan baku dan teknik pembuatannya.
Dengan adanya Pameran Furniture Indonesia dan Mozaik Indonesia diharapkan agar produk Indonesia lebih mendunia sehingga bisa meningkatkan devisa negara dan menyerap banyak tenaga kerja.
1 comments
Banyak pameran besar dibuat di Indonesia namun tidak semua pameran yang dibuat mampu mencapai target. Berikut cara membangun pameran dengan skala yang besar.
ReplyDeleteSilakan komentar