Suatu hari mata saya berair setiap kali membaca buku. Keluar air mata berlinang hingga menetes-netes seperti orang menangis, padahal mata saya tidak merah, tidak sakit saya juga tidak menangis. Berhubung mata suami saya min, maka ia trauma dan tidak ingin saya merasakan penderitaan mata min sepertinya. Langsunglah ia bawa aku ke dokter. Sumpah saya merasa ini sangat lebay, tapi bagi suami saya ini penting. Well saya ikuti saja kemauannya.
Dokter melihat, memeriksa mata saya. Suami saya ikut memperhatikan dengan perasaan cemas dan ikut menerangkan gelaja yang saya rasakan.
"Hmmmmm..... mbak matanya gatal, perih??"
"Enggak dok,"
"Badannya terasa demam??"
"Enggak juga dok.."
"Pusing?"
"Enggak dok.."
Suami saya "Kenapa dok mata istri kok kalau baca buku sejak kemari keluar air??"
"Oh gak papa ini...."
"Trus gimana ini dok..."
"Ehmmm saya kasih obat apa ya.. demam enggak, pusing enggak, mata merah juga enggak... yasudah istirahat yang cukup ya, saya kasih antibiotik saja..."
Dokter melihat, memeriksa mata saya. Suami saya ikut memperhatikan dengan perasaan cemas dan ikut menerangkan gelaja yang saya rasakan.
"Hmmmmm..... mbak matanya gatal, perih??"
"Enggak dok,"
"Badannya terasa demam??"
"Enggak juga dok.."
"Pusing?"
"Enggak dok.."
Suami saya "Kenapa dok mata istri kok kalau baca buku sejak kemari keluar air??"
"Oh gak papa ini...."
"Trus gimana ini dok..."
"Ehmmm saya kasih obat apa ya.. demam enggak, pusing enggak, mata merah juga enggak... yasudah istirahat yang cukup ya, saya kasih antibiotik saja..."