Tiba-tiba kurasakan pusing yang aneh, sampai kulihat lampu gantung
dikamar bergoyang-goyang, almari bergeser dari tempatnya dan kemudian kulihat
muncul retakan di dinding kamar mulai dari retak rambut hingga retakannya mulai
membesar.
Ku dengar teriakan yang sangat dahsyat “Gempaaaaaa.. gempaaaa…
gempaaa…!!!”
Akupun lari. Tak lama kemudian, kulihat rumah yang aku tadinya berada di dalamnya, rumah mas dan mbak iparku yang baru mereka huni 4 tahun, hacur menjadi puing-puing bangunan yang rata.
Akupun lari. Tak lama kemudian, kulihat rumah yang aku tadinya berada di dalamnya, rumah mas dan mbak iparku yang baru mereka huni 4 tahun, hacur menjadi puing-puing bangunan yang rata.
BANGKIT BERSAMA TIGA RODA
Badai pasti berlalu, itulah kata yang cukup menggambarkan bencana yang
pernah aku rasakan kala itu dan semua harus kembali seperti semula, empat anak
mas dan mbak iparku harus memiliki tempat berteduh lagi dari panas dan hujan,
tempat yang nyaman untuk bermain, belajar dan beristirahat. Meski tergolong
mungil rumah itu harus berdiri lagi