"Nduk, itu kalau pake
kerudung di gedein depannya biar nutupin dada…” kata Ibu sibuk mengamati
dan mengomentari caraku berdandan.
“He
emmm…” jawabku sambil sibuk menata kerudung yang belum jadi. Ibu terus
berkomentar
“nekuknya
jangan kecil-kecil biar kalau diputer ke
depan bisa nutupin dada…” Ibu masih saja berkomentar dan entah mengapa
tiba-tiba aku kesal.
“Ibuukkkk!
Iyaaaa…. Inikan belum jadi kerudungannya…” suaraku lebih tinggi dari ibu
dan ibu kaget lalu terdiam.
Astagfirullah…..
Setelah
kerudungku jadi aku ganti mendandani
Ibu. Ibu paling suka kalau ada aku karena ada teman buat ngobrolin
fashion, tas, sepatu, sandal dan baju apa yang bagus, cocok untuk mantenan
kondangan dan lain-lain. Setelah kerudung aku dan ibu rapi kita berangkat
bersama ke kondangan.
Setelah
kondangan sorenya aku harus balik lagi ke Jakarta, rasanya pengen banget ngajak
Ibu ke Jakarta bersamaku buat jalan-jalan atau ngapain aja biar Ibu senang.
Tapi karena ibu di Bandung masih banyak keluarga besar dan gak bisa ditinggal,
ya sudah terpaksa aku pulang dulu ke Jakarta dan Ibu masih tinggal.
Entah
mengapa teriakanku tadi pagi terus terngiang di ingatan, dan aku sangat
menyesal. Di perjalanan aku telpon Ibu, ingin rasanya mulut ini mengucapkan
minta maaf pada ibu, tapi malu, tapi gak enak, tapi takut wagu dan tapi-tapi
lain yang berrraaatttttttt banget.
Akhirnya
aku menanyakan ibu lagi ngapain??? Ibu
cerita sedang masak-masak dengan tante-tanteku. Aku ingatkan ibu jangan terlalu
capek, dari cara bicara Ibu, ibu cukup gembira dan sedang menikmati waktu dengan
keluarganya. Begitu aku sampai Jakarta aku telpon lagi Ibu, masih pengen banget bisa katakan maaf. Tapi
lagi-lagi berat dan akhirnya hanya ku kabarkan aku sudah sampai. Aku tanya lagi
Ibu lagi ngapain?
Malam hari,
aku tidur dan bermimpi bertemu Ibu. Ya Tuhaaaannnnn…. Penyesalanku sungguh
besar, ingin rasanya bertemu Ibu dan minta maaf secara langsung ke Ibu.
Langsung saat itu juga aku buka smartphone dan lihat jadwal kereta yang kosong.
Aku putuskan tanggal 4 pulang kampung untuk
menuntaskan rasa kangen ke Ibu yang belum tuntas di Bandung kemarin serta minta
maaf secara langsung.
Mendengar
aku pulang Ibu tak pernah meminta apa-apa bahkan jika harga tiket kereta mahal,
ibu mending melarangku pulang. Tapi aku ingin hadiahkan sesuatu untuk ibu. Tapi
karena waktunya sudah mepet, hmmm gimana kalau ibu sendiri aja yang milih.
Ibu yang
kini semakin tua dan semakin rajin sholat dan pergi ke musholla, mungkin ibu
akan senang jika memiliki rukuh yang adem, lembut serta cantik dari koleksi
moxi.co.id . Hemmmmmmmmmmm tak akan pernah ada hadiah yang sebanding untuk Ibu
yang memiliki cinta seluas samudera, maaf yang tak terhingga dan kesabaran yang
tak pernah ada batasnya itu.
Aku hanya
ingin hadiahkan, permohonan maafku pada Ibu setulus-tulusnya dan berjanji akan
menjadi anak yang lebih baik lagi di tahun 2016. Aku ingin katakan……. ini, sebagai Hadiah Tahun Baru Untuk Ibu.
4 comments
#hiks...teringat dulu aku juga sering2 marah sama ibu, tapi giliran merantau, malah bikin kangen
ReplyDeleteterharu bacanya
ReplyDeleteaakkkh, pengen nangis bacanya
ReplyDeleteNyesel banget pasti ya cha? Hiekz, pernah ngalamin juga bentak ibu wkatu dulu, eh sekarang sama abege aku juga gantian dibentak juga
ReplyDeleteSilakan komentar