Setelah menghadiri acara Talkshow GeMa CerMat di JI Expo 14
November lalu, aku tau bahwa menggunakan antibiotik itu tidak boleh
sembarangan. Tapi kini aku semakin lebih mengerti lagi bagaimana cara agar
semakin banyak orang, semakin banyak masyarakat Indonesia tau, paham dan turut
menggemakan GeMa Cermat, Gerakan Cerdas Masyarakat menggunakan Obat. Agar
masyarakat Indonesia tidak sembarangan minum obat bahkan yang telah di berikan
dokter.
Jumat, 27 November 2015 dengan berkejaran air hujan,
akhirnya aku sampai di Gedung Prof. Dr. Sujudi Kementerian Kesehatan RI di Kuningan.
Aku naik ke lantai 2 dan ternyata acara belum dimulai. Akupun menarik napas
panjang setelah berjalan cepat dibawah rintik hujan bersama sahabat blogger
Lita. Kita sengaja datang lebih awal dari jam yang telah ditentukan guna
persiapan menjadi tim sosialisasi Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) atau Community
Based Interactive Approach Method.
Serunya CBIA ??
Setelah beberapa saat delapan kawan blogger yang telah
terpilih untuk praktek CBIA berkumpul. Bu Nelly dari Kemenkes pun mulai memandu
kita. Tak hanya kami
tapi Kader Posyandu Jakarta Selatan dan Komunitas Bekasi Trendi.
Praktek CBIA pun dimulai. Ada satu tas yang berisi
obat-obatan baik yang beredar bebas di pasaran dan dapat dibeli dengan mudah, juga obat-obat yang diberi
khusus oleh dokter. Semua kita keluarkan kita tumpahkan ke meja bundar kita.
Lalu Bu Nelly memandu kita untuk mengelompokkan obat
berdasarkan jenis penyakitnya. Setelah itu catat masing-masing komposisi, indikasi, aturan pakai, efek samping, kontraindikasi sampe tanggal
kadaluarsanya. Kita mencatatnya dalam sebuah
kertas tabel yang telah disediakan panitia seperti ini.
Pertama
kita kelompokkan masing-masing obat. Obat-obat untuk flu batuk kita sendirikan,
obat-obat untuk penyakit magh, obat demam, obat dalam bentuk vitamin kita
pisah-pisahkan sendiri berdasarkan fungsinya. Baru kita baca dengan teliti dan
catat masing-masing datanya .
Merasakan
Manfaat CBIA
Dari
praktek memisahkan obat saja aku banyak belajar mengenal yang namanya bahan aktif,
yaitu bahan-bahan yang terkandung dalam sebah obat. Misalkan Decolgen ini nama
bahan aktifnya terdiri dari Parasetamol, Fenilpropanolamin HCI, Klorfeniramin
Maleat. Pada diskusi ini kami juga akhirnya membaca aturan pakainya
masing-masing obat ini seperti apa, efek sampingnya apa saja dan siapa saja
yang tidak boleh memakai.
Nah, coba
kalau aku tidak ikutan diskusi CBIA ini aku gak bakalan baca-baca obat yang
akhirnya aku sadar bertapa pentingnya membaca dan mempelajari obat sebelum
dimakan. Kita yang biasanya minum obat asal minum saja tanpa membaca aturan
pakai sungguh sangat berbahaya.
Pasalnya
setiap obat memiliki kandungan masing-masing yang bisa saja satu obat
mengandung beberapa bahan aktif yang fungsinya sama. Misalkan nih ya.
Ketika
seseorang sakit batuk, flu disertai demam. Ia makan obat katakanlah Obat A
kemudian menambah minum Obat B sebagai penurun demam. Padahal dalam bahan aktif
yang terdapat pada obat A sdah mengandung parasetamol yang berfungsi menurunkan
demam. Nah lho! Jadi dobel-dobel kan???
Membaca
kontra indikasi yang terdapat dalam suatu obat juga sangat bermanfaat. Pasalnya
aku pernah melihat ibu-ibu yang punya penyakit diabetes beli obat di warung
sebutlah Decolgen padahal obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
diabetes. Waduhhhh……………………… kayak kayak gini nih aku baru ngeh..
Begitu juga
soal kategori obat. Seringkali kita tidak paham apa maksud bulatan-bulatan
berwarna hijau, merah biru pada kemasan obat. Padahal ini sangat penting
sekali.
Obat dengan
tanda bulat merah didalamnya
huruf K di adalah
obat keras yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Maka biasanya obat seperti ini kita tidak
melihat keterangan lengkap pada kemasan. Biasanya pihak dokter atau apotik yang
menjelaskan.
Obat dengan
tanda bulat biru tua pada
kemasannya adalah obat bebas terbatas. Dimana masyarakat bisa membeli obat tersebut bebas tanpa
resep dokter, namun penggunaannya harus memperhatikan informasi obat pada
kemasan. Untuk itu dalam
mengkonsumsi obat jenis ini lebih baik tanyakan detail pada apoteker.
Kemudian obat
dengan tanda bulat hijau adalah
obat bebas yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
Obat ini
bagaikan pisau tajam yang bisa kita gunakan tapi jika salah menggunakannya kita
bisa terhunus pisau tajam itu.
Dalam sosialisasi GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) , kita diajari untuk melihat kandungan obat, cara penggunaan, hingga risiko penggunaan yang tertera pada kemasan obat.
Dengan metode CBIA ini aku harapkan melalui tulisan ini tidak hanya aku yang kini mengerti bagaimana seharusnya bijak menggunakan obat, tapi juga menularkan pemahaman kepada pembaca pada umumnya dan semua keluarga di Indonesia.
Pasalnya setelah dalam acara ini juga ada talkshow tentang Peran Stake Holder dalam Penggunaan Antibiotik Bijak
oleh dr. Hari Paraton, SpOG(K), Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
Kemenkes RI. Satu ilmu lagi tentang antibiotik salah satu obat yang sering ada di rumahtangga yang dianggap obat mujarab.
Data mengejutkan, 70 persen dokter di Indonesia memberikan antibiotik secara irasional.
Data tersebut dia peroleh dari survei pada 2000. Data terbaru akan segera keluar tahun depan. Wah pantas saja ya setiap kali berobat pasti dominan ada antibiotiknya ya??
Padahal antibiotik hanya dapat digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri. Dengan begitu, penyakit gara-gara virus seharusnya
tidak diberi obat keras. Misalnya sakit batuk, pilek, diare tanpa
darah, dan muntah. Tujuan pemberian antibiotik adalah mengobati penyakit
karena infeksi bakteri.
terlalu banyak mengkonsumsi antibiotik akhirnya bisa menyebabkan kebal terhadap antibiotik. Hal ini akan menjadisangat mengerikan. Kalau sudah kebal tidak
bisa lagi terobati dengan antibiotik dosis rendah. Harus dengan dosis yang lebih tinggi. Padahal semakin tinggi dosis maka harga juga semakin mahal.
5 comments
Waaahh... terima kasih ya, Mbak, sudah berbagi.
ReplyDeleteMudah-mudahan bermanfaat, bukan cuma untuk Mbak sekeluarga, tetapi juga untuk pembaca dan masyarakat.
Mohon izin untuk saya share di Fb GeMa CerMat dan fp Cerdas Gunakan Obat ya?
semoga semakin banyak yang cermat dna bijak dalam menggunakan obat :)
ReplyDeleteAku juga berusaha selektif memilih obat, mak. Kalau ngga perlu obat untuk sakit yang ringan ya mending ngga pake obat.
ReplyDeleteManfaat banget nih tulisannya, mak.
Mak, ini penting banget infonya. Makasih ya, Mak. Jadi tau beraneka macam genk yang eksis dalam obat2an
ReplyDeleteWaduh, saya belum pernah memerhatikan kategori obat hihi...
ReplyDeleteSilakan komentar