Aku teringat sekali, ketika aku dan suami (yang
kala itu masih teman) akan menemui adik suami yang sedang liburan ke candi
prambanan. Mumpung di Jogja katanya, jadi minta ketemuan. Lalu aku dan suami
mengendarai sepeda motor dari Yogyakarta ke prambanan. Menembus kemacetan siang hari di jalur Jogja-Solo,
serta panas dan angin yang cukup sepoi-sepoi.
Begitu sampai lokasi kita bingung mau ngapain,
karena rombongan adik masih keliling-keliling candi prambanan. Akhirnya dari
pada bête aku mengusulkan untuk masuk saja.
“ayuk masuk saja bête disini..”
“Eitss.. jangan masuk please…”
“Emang kenapa?”
“Kamu gak tau kalau pasangan yang
masuk ke candi prambanan nanti bakal putus!”
“Idih, hareee geneeee masih percaya
begituan… “
Akhirnya, dia pun mengiyakan permintaanku. Kita
pun berjalan menuju loket masuk. Disana juga sudah ada barisan yang antri
membeli tiket. Ada sebuah papan yang terpampang diatas panjangnya antrian. Kami
pun gak ambil antri dulu, melainkan mendekatkan diri pada (iahi) papan daftar
harga tiket masuk.
“Gilakkkkkkkk!!!! 35 ribu!!!
Makanku pake ayam 3x itu! ”
Aku kaget melihat harga tiket masuk (pengunjung
dewasa) ke candi prambanan kala itu. Dan tanpa kusadari suaraku yang kencang
itu mencuri perhatian para pengunjung yang antri tiket dan semua mata tertuju
padaku. Belum lagi ditambah celetuk jawaban suamiku.
“Padahal cuma ngeliatin batu yang
dtumpuk-tumpuk doank yaaa 35 ribu… yaudah ayok kaboorrrrrrrrrrrrrr..!!”
Dan kita berdua lari meninggalkan loket itu dan
entah apa yang orang-orang tadi pikirkan melihat kita sepasang mahasiswa kere
yang gak sangguh bayar tiket yang hanya 35 ribu. Kita istirahat lagi di
pinggiran pagar-pagar dan dekat mobil-mobil mini bus parkir.
“Aduh pusing aku Mas…..”
Rasanya aku masuk angin, karena aku sudah
bangun sejak jam 3 pagi lalu berangkat siaran, pulang jam 9 dan lanjut ke
kampus dan pergi ke prambanan naik sepeda motor lupa bawa jaket yang cukup
melindungi karena buru-buru. (#lengkapsudah)
Tak lama kemudian suami pergi dan kembali
dengan membawa secangkir teh hangat yang ia beli di kantin prambanan.
“Minum teh anget dulu biar ususe
lemes dan gak pusing lagi. “
Aihhh dia kok jadi kaya Ibuku. Iya ibuku itu
punya kebiasaan kalau anaknya mau pergi naik kendaraan apa aja selalu dikasih
minum teh hangat dan harus dihabiskan. Katanya biar ususnya lemes. Terutama aku
yang pemabok kalau naik Bus Ekonomi. Kalau minum teh buatan ibuku aku pasti gak
pernah mabok.
“Idih, kok teh sih, panas-panas gini
kan enaknya yang seger-seger es kelapa kek apa kek”
“Minumnya teh dulu, biar pusingnya
ilang… biar masuk anginnya gak menjadi-jadi”
“Gak mau aku maunya es ke la pa mu
da titik”
“Tuh kaaaaaaaan baru aja di
pelataran prambanan kita sudah tengkar apalagi masuk”
“Huakwkkwkwkwkkw”
aku tertawa geli lalu meminum teh.
Tak lama kemudian adik
keluar dari candi Prambanan bertemulah kita. Cuma ngobrol-gobrol sebentar lalu
adik bilang rombongannya buru-buru ngejar jam, mau segera ke destinasi wisata
lain yaitu MALIOBORO. Well, kita udah jauh-jauh nyedepa motor masuk
angin eh cuma ketemuannya begini aja. Yasudahlah……..
Itulah, salah satu
kenangan kita di Candi Prambanan, sayang beli tiket yang kala itu harganya 35 ribu.
Dan kini aku baru tau kenapa Candi Prambanan banyak sekali menjadi destinasi
wisata asing maupun lokal. Mereka rela jauh-jauh datang dan ngantri beli tiket
(yang kata suamiku) ke dalamnya Cuma ngeliatin batu-batu ditumpuk. #kayanya
yang perlu ditimpuk suami nih hahhaa
Yup karena candi
prambanan adalah salah satu warisan DUNIA yang telah diakui UNESCO. Sempat
nyesel juga yah 5 tahun di Jogja gak masuk ke Candi Prambanan hanya gara-gara
percaya mitos bakal putus kalau sepulang dari sana. Toh kita (meski hanya sampe
pelataran) main kesana sampai sekarang juga udah nikah dan romantis terus.
Apalagi besok Minggu,
29 November 2015 bakal ada acara gede-gedean di seputaran komplek Candi
Prambanan. Ada lomba Lari candi ke candi 10K 29
di komplek candi prambanan yang diikuti lebih dari 2000 peserta 15 tahun
keatas yang memperebutkan total hadiah Rp.32.500.000. Ada berbagai kuliner
nusantara. Ada jugaband-band lokal yang akan memeriahkan acara serta band
ternama shagidog juga bakal tampil diacara ini.
Acara ini diadain
sama Teh Javana yang lagi ulang tahun pertamanya. Why Teh Javana?? Ya
karena teh ini sangat Indonesia dan menghadirkan cita rasa Indonesia.
Wuahhhh tanggalnya
ngpasi banget pas suami lagi banyak orderan pesanan agenda, jadi mau loncat ke Jogja,
gak mungkin. Huhuhu aku cuma bisa menyaksikan keraimain ini dari jauh saja.
Sebenernya sudah merengek supaya kita bisa mengenang kisah ke Jogja. Lalu suami
kasih pilihan, ke Jogjanya pas nanti suami ada ngisi seminar aja bulan
Desember. Yesss halan-halaaaannn….
Dan tiba-tiba saja
saat ngeblog, tumben-tumbenan suami yang sangat gak bisa pegang kompor
sekalipun apalagi racik-racik minuman, tiba-tiba menghidangkan aku sebuah Ice
Teh yang seger banget. Katanya sebagai penawar sementara rasa rindu ke Jogja.
“Ayaaank makasih…
tumben, kamu bisa bikin teh. Pas banget lagi perpaduan gula, teh dan airnya..
seger, hemmm kamu memang tau aku pecinta teh sejati”
“Iya donk.. kan
cuma tinggal tuang teh Javana yang ada di kulkas..”
Gubrak! Ini kan teh
yang aku bawa kemarin habis dari acara press converence Teh Javana di FX Life
Style Sudirman.
“Ayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaank…!!“
Akupun lari mengejar
suamiku yang ternyata sudah menghabiskan beberapa botol Teh Javana yang aku
beli dan cuma kasih aku secangkir Teh Javana aja. Sungguh teeeeeeeerrrrrrrrrrrrrr la lu! hahahaha
1 comments
Rp35.000 cuma untuk lihat batu bertumpukan? Untung waktu itu gak jadi masuk, ya.
ReplyDeleteSilakan komentar