Rasanya masih tak percaya bahwa kini aku sudah menjadi seorang istri. Dulu rasanya sangat jauh untuk bisa mencapai titik ini, rasa-rasanya berat dan seolah tak pernah sampai hingga kadang putus asa menyelimuti hati.
Namun kini setiap pagi hari mata ku selalu dibangunkan oleh kecupan hangat seorang laki-laki. Ya, laki-laki yang dulu sering bermimpi aku menikah dengan orang lain sampai-sampai ngelindur teriak menyebut namaku. Dia, laki-laki yang juga sering hadir di mimpiku, mimpi burukku yang bercerita bahwa dia menikah dengan wanita lain lalu aku terbangun dengan air mata yang mengalir.
Dulu kami sering bermimpi seperti itu, mungkin itu bertanda kita sama-sama takut kehilangan. Banyak gunung yang mesti kita daki. Gunung yang begitu tinggi dan terjal. Ah, menceritakan itu kembali membuat dadaku sesak tenggorokanku perih dan mataku berkaca-kaca.
Benar, jika cinta itu harus di perjuangkan. Menikah bukan hanya soal menyatukan dua hati namun juga dua keluarga. Banyak hal yang harus kita perjuangkan untuk bisa mencapai pernikahan. Kadang kami merasa iri dengan pasangan-pasangan yang dengan mudah bisa menikah, tapi itu hanya yang kita lihat, pasti dibalik itu ada cerita. Sama halnya dengan kami. Meskipun semua sulit kami tetap berusaha, apapun hasil dan ujung perjuangan kita, kita yakin tak ada usaha yang tak menghasilkan.
Kami harus menjawab setiap pertanyaan, bukan hanya dengan jawaban 'ya' atau 'tidak' namun jawaban yang tak mampu di ucap lewat mulut, jawaban yang tak bisa dilihat dengan mata. Jawaban itu adalah pembuktian besarnya cinta kami, cinta kami yang sedalam samudera, setinggi langit di angkasa dan seluas jagad raya ini.
Dengan kekuatan cinta akhirnya kami bisa melalui gunung yang begitu tinggi itu, kami mampu melewati jalan yang terjal dan kami mampu membunuh mimpi-mimpi buruk kita.
Kami harus menjawab setiap pertanyaan, bukan hanya dengan jawaban 'ya' atau 'tidak' namun jawaban yang tak mampu di ucap lewat mulut, jawaban yang tak bisa dilihat dengan mata. Jawaban itu adalah pembuktian besarnya cinta kami, cinta kami yang sedalam samudera, setinggi langit di angkasa dan seluas jagad raya ini.
Dengan kekuatan cinta akhirnya kami bisa melalui gunung yang begitu tinggi itu, kami mampu melewati jalan yang terjal dan kami mampu membunuh mimpi-mimpi buruk kita.
Hingga muncullah sebuah tanggal pernikahan yang telah di tetapkan. Rasa haru, bahagia dan semuanya bercampur menjadi satu.
Aku menikah tanpa Bapak, karena Bapakku sudah lebih dulu di panggil oleh Allah SWT, itu yang membuatku menahan air mata. Namun jauh di lubuk hatiku, aku yakin Bapak hadir dalam pernikahanku dan menyaksikan kami semua.
Jauh sebelum hari pernikahan, kakak iparku sempat bermimpi, ia bertemu dengan bapak memakai jas rapi dan kopyah serta bersepatu sambil menepuk punggung kakak iparku lalu bapak pergi mengendarai mobil. Waktu itu keluargaku sedang bingung mengenai lokasi acara pernikahanku, mau di rumah atau di gedung. Dan karena hadirnya mimpi itu, kakak iparku menafsirkan kalau mimpi itu berarti bahwa pernikahan kami hendaknya dilaksanakan di gedung saja. Namun beda dengan istrinya (mbakku) menafsirkan bahwa pernikahan ku ini, bapak meminta kakak iparku untuk yang bertanggungjawab artinya yang 'ngeboti'. Hem wallahua'lam bissawab .
Tapi, dengan banyak pertimbangan akhirnya pernikahan kami dilaksanakan di rumah saja.
Behind the scenes perjuangan kami tidak hanya berhenti pada mendapatkan ijin menikah saja. Bahkan dalam menyiapakan acara pernikahan aku dan kakak-kakakku harus sabar menghadapi Ibu yang sedikit .. ya maklum namanya juga orang tua.
Mulai dari menentukan rias manten, sepertinya aku sudah pernah cerita sedikit disini. Ibuku pengen rias manten yang murah dan dekat saja tanpa aku tau hasil karyanya seperti apa, sedang aku dan mbak-mbakku pengennya yang jelas riasanyya seperti apa, bajunya apa dan harganya berapa. Tak hanya itu, Soal tenda dkknya juga menjadi ribet. Maklum aku tak memakai WO pernikahan. Aku yang mengatur nya sendiri tentu dengan di bantu panitian tetangga plus jamaah pengajian alm bapak yang sangat setia.
Masalah makanan juga ibu susah, ibu minta piring terbang tapi keluarga kakak kakakku pengennya prasmanan, ahirnya kakak lelakiku ada yang bisa meluluhkan hati ibu dan ibu menyetujui prasmanan. Begitu juga menunya gonta ganti terus, awalnya pengen ini itu udah pesen piring ganti lagi pakai soto ganti lagi ini itu. Akhirnya jadilah Sate Sapi, Rolade, Bakso, Ramesan, dan ES
Tak berhenti disitu
Satu hari menjelang pernikahan pasukan pemasang tenda datang, namun sepertinya aku merasa ada yang janggal. Kenapa kain tendanya jelek banget, cuma polos ada wiru dikit dan warnanya merah putih seperti mau 17 an padahal aku mintanya tema tenda adalah PINK. Ah,, sebelum dipasang aku minta mbakku untuk mengkonfirmasi. Nah benar gini nih kalau mengandalkan rasa percaya tanpa tau barangnya seperti apa...
Akhirnya, tanpa memperdulikan kata orang tentang pingit, sawanen dll aku berangkat ke rumah sang pemili persewaan tenda, mengkonfrmasi semuanya dan pokoknya aku minta tenda tema pink yang layer! bukan wiru polos kaya 17 an. Yah meski harganya sedikit membengkak tak apa yang penting gak usah cerita ke Ibu nanti bisa pingsan hehhee...
Beres sudah masalah tenda...
Subuh bangun tidur menjelang detik-detik pernikahan.. aku beranjak dari tempat tidurku. Mataku melihat setumpukan piring di tempat cucian piring, lalu melihat pintu kamar mandi masih tertutup tanda ada seseorang di dalamnya, lalu niat hati menuju tempat cucian piring dan mencuci tumpukan piring itu...
Tapi apa yang terjadi???
Beberapa langkah dari kamar kakiku menginjak paku, Aaaaaaaaa!!! aku teriak histeris dan seluruh isi rumah yang masih tidur terbangun. Aku yang takut darah tak berani melihat kakiku sendiri. Lalu Ibu langsung mencabut paku yang menancap di kakiku... huuhuuuu trus aku cuci dan kasih obat lalu aku hansaplas...
Maka jangan heran jika di video pernikahanku nanti kamu melihat aku berjalan agak dengkleng dengkleng ya... Untung alhamdulillah tak begitu sakit dan aku tetap kuat berjalan.
Sampailah aku dan dia di meja suci itu.
Kakak kandungku selaku Wali mewakilkan akad nikah kepada Bpk. K.H Effendi Ibrahim
Saat pembacaan ayat suci Al-Qur'an calon suamiku (saat itu) sempat meneteskan airmata yang tak terhingga. Mungkin karena dia tau betul makna dari ayat suci Al-Quran yang tengah dikumandangkan serta mengingat apa yang telah kami perjuangkan selama ini.
Saat khutbah nikah gantian aku yang tiba-tiba tak bisa menahan air mata. Karena yang membacakan khutbah nikah adalah sahabat dekat bapakku dan aku tak bisa menahan air mata.
Detik yang sangat mendebarkan, tanganku 'njebeber' dan tangan calon suamiku juga sudah gemetar. Saat menjelang akad nikah Bpk. K.H Effendi Ibrahim yang mengakadkan langsung mendekatkan kepalanya pada calon suamiku sambil berkata "Bahasa arab yaaaa..." untung suamiku meskipun seorang praktisi IT dan Penulis, namun ia juga lulusan pesantren dan bisa bahasa arab serta sudah mempelajari akad nikah menggunakan bahasa arab.
Maka... kalimat itupun terdengar lantang dari mulutnya..
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bi mahril madzkuri haalan"
Saaaaaahhh!!!!! sayangnya entah kenapa waktu itu mikrofon suamiku mati jadi suaranya tidak terdengar sampai luar. Karena momen sakral jadi tetap lanjut yang penting saksi wali dan semua yang ada di lokasi akad nikah mendengar.
Saaah!! amiiiiin amiin
Penyerahan mas kawin dan buku nikah. Kemudian langsung dilanjutkan prosesi Panggih
Setelah sambutan dari pihak laki-laki dan perempuan dilanjutkan Mauidzoh Hasanah oleh Ibu Nyai H. Musyarofah
Yah, sudah cukup itu saja gak usah semuanya ya foto-fotonya.. :)
Ada juga Video pernikahan kami, pertama kali menonton video ini kami berdua senyam-senyum, yah untuk ukuran video shooting tingkat kecamatan lumayan lah bagus.. Tapi karena kami berdua lulusan komunikasi dan broadcasting yang sudah biasa membuat video, rasanya geliiii banget nonton opening video pernikahan kami. Rasanya gatal hehehhe tapi justru itulah yang menjadi kenangan kami berdua.
Mau nonton?? siapin ember dulu ya, takut nanti muntah hehehe
Doakan kami supaya pernikahan kami langgeng dan mampu menghadapi apapun yang ada di depan. Aminnn.
Ada juga Video pernikahan kami, pertama kali menonton video ini kami berdua senyam-senyum, yah untuk ukuran video shooting tingkat kecamatan lumayan lah bagus.. Tapi karena kami berdua lulusan komunikasi dan broadcasting yang sudah biasa membuat video, rasanya geliiii banget nonton opening video pernikahan kami. Rasanya gatal hehehhe tapi justru itulah yang menjadi kenangan kami berdua.
Mau nonton?? siapin ember dulu ya, takut nanti muntah hehehe
Doakan kami supaya pernikahan kami langgeng dan mampu menghadapi apapun yang ada di depan. Aminnn.
16 comments
Penuh perjuangan ya mak, dan alhamdulillah berbua manisss sekali. Semoga sakinah mawaddah warohmah ya mbak. Turut berbahagia :)
ReplyDeleteWhuaaa, bener-bener perjuangan bertubi tubi ya mbak. Alhamdulillah ketemu juga di meja sakral, itu sampe nginjek paku mbak? nggak kebayang deh, detik-detik sebelum acara yang memenuhi setengah agama. Aku yang belum nikah gimana jadinya niiih? hehehe semoga lancar-lancar Ya Allah dan segera dipertemukan dengan jodoh terbaik pilihanMu. (Lah kok jadi numpang doa) hehe anyway, Barakallahu lakuma wa barakallah alaikuma wa jama'a bainakuma fii khoiiir...
ReplyDeleteBegitulah mak kalau mau ada hajat besar tapi alhamdulillah hari H senyum bahagia ya ;)
ReplyDeleteAlhamdulillah... Lega rasanya ya, mbak.
ReplyDeleteSelamat menempuh hidup baru. Semoga Samara. Aamiin.
Wah selamat y mak atas pernikahannya. Smoga langgeng hehe jd pgn nyusul jg nih
ReplyDeleteAlhamdulillah..finally mak Icha..turut senang dg happy endingnya..mudah2n samara say..
ReplyDeleteSelalu ada "drama" yaaa dibalik acara pernikahan. Yg penting semua lancar sampai kakek nenek yaaa
ReplyDeleteWah suka bgt liat foto2nya...mudah2an selalu berbahagia ya
ReplyDeleteBarakallahulakuma wabaraka'alaika wajama'a bainakuma fiikhair...
ReplyDeleteMenjelang hari H emang banyaaak ujiannya, tapi setelah akad jadi plooong. iya kan? :))
Barakallah mbak icha.. semoga samara.. :)
ReplyDeletebarakallah mba...semoga SaMaRa...bicara tentang paku, kami jg menemukan pisau di ranjang pengantin kami. ternyata ibu punya kepercayaan kalo pisau ditaruh di ranjang pengantin bisa mengusir masalah RT kami kelak. Ya Alloh, suami sempat marah karena tdk percaya yg demikian. waduuuh, kan bahaya pisau
ReplyDeleteBarakallah, Mb..
ReplyDeleteSemoga SaMaRa...
Ternyata kisahnya penuh perjuangan...
Bagaimana dengan kami Nanti?
Hanya allahlah yang Maha Mengetahui..
Semoga kami bisa bersegera mengikuti langkah Mba, menggenapkan separuh Dien
:D
Barokalloh ya Mba. Semoga pernikahannya sakinah, mawadah, warrohmah.
ReplyDeleteSelamat ya mbak. Akhirnya sah juga. Make up nya bagusss
ReplyDeleteSalam kenal ya.
Akuratu.Blogspot.com
Selamat ya Mak....sudah mengarungi kehidupan yg baru...semoga langgeng hingga kakek nenek... Penganten ceweknya cantik ya kayak Nagita...
ReplyDeleteBarakallah... sama seperti saya bu, saya jg pas nikah tnp ada bapak krn beliau sdh lebih dulu menghadap Allah SWT. Selamat ya semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah dan warahmah
ReplyDeleteSilakan komentar